Tuesday, May 3, 2011

Television is Your Partner

Televisi, teman yang baik atau buruk?

Sekarang ini tidak dipungkiri apabila televisi menjadi salah satu pilihan untuk menemani kita disaat waktu luang yang tersedia. Terlebih lagi pada era globalisasi kini yang sedang berkembang dengan pesat mulai menonjolkan kecanggihan teknologi yang menggiurkan termasuk di dalamnya televisi. Zaman modern kini, siapa sih yang ga punya televisi? Baik dari masyarakat golongan mana pun, mereka semua memiliki televisi karena harga sebuah televisi sekarang tidak semahal dulu. 

Televisi merupakan media yang memberikan informasi melalui siaran audio visual. Lewat televisi berbagai informasi tersedia baik itu dalam acara berita maupun acara lainnya. Beberapa tayangan televisi yang tersedia sudah diprogram khusus dari stasiun televisi itu sendiri yang pastinya guna menarik perhatian para pemirsanya. Semua stasiun televisi berlomba-lomba mengadu kehebatan menciptakan dan menyusun program-program menarik. Televisi selain memberikan informasi penting yang layak penonton ketahui, dia juga berperan sebagai penghibur lewat acara-acara yang beragam seperti, sinetron, reality show, variety show, game show, dll. Semua program acara tersebut disusun rapi menyesuaikan jadwal kehidupan sehari-hari kita. Televisi seakan-akan sengaja diatur untuk selalu ada diselah-selah waktu luang kita. Bahkan tidak itu saja, disaat kita sedang bekerja pun terkadang televisi menjadi teman yang cukup baik dengan audionya. Akan tetapi, apakah semua yang disediakan televisi itu baik untuk kita? Sejujurnya adalah tidak. 

Tidak semua program acara televisi yang tersedia itu baik untuk dikonsumsi oleh khalayak. Banyak tayangan-tayangan yang tidak berbobot yang patut diseleksi dalam menerima informasi yang disampaikan. Seperti contohnya sinetron televisi masa kini. Rata-rata semua stasiun televisi memiliki program sinetronnya masing-masing minimal satu buah. Alur sinetron yang ada pun beragam, ada yang drama komedi, percintaan, perebutan kekayaan, dll. Satu hal yang membuat sinetron itu tidak baik dikonsumsi adalah kekerasan yang terkandung disetiap sinetron. Tidak ada satu sinetron pun yang tidak memiliki peran antagonis. Film pendek pun pasti ada peran antagonis. Hal itu sebenarnya tidak salah karena memang sejatinya sebuah alur cerita harus ada peran protagonis dan antagonis. Namun, pembuatan sinetron sekarang ini tidak lagi memikirkan segi pendidikan bagi pemirsa yang melihatnya melainkan hanya mementingkan kepentingan sinetron itu sendiri dengan alur cerita yang dibuat berlebihan. Seperti peran antagonis yang tidak ada hentinya berlaku kejam bahkan dibuat sekejam mungkin demi menarik perhatian penontonya. Mereka tidak memikirkan dampak yang akan muncul dengan menayangkan peran-peran yang berakting melampaui batas yang semestinya.

Maka dari itu, dalam beberapa program acara yang disiarkan oleh televisi, terutama dalam film pendek, sering kali terlihat tulisan R-BO (Remaja-Bimbingan Orangtua) di sudut kiri atas atau kanan bawah. Hal itu ditujukan, agar setiap remaja yang menyaksikan tayangan tersebut sebaiknya juga lewat bimbingan orangtua agar remaja tersebut tidak salah mengartikan pesan yang disampaikan. Melakukan seleksi atas tayangan-tayang yang disiarkan oleh televisi itu sangat diperlukan karena tidak semua yang diberikan oleh televisi itu baik dan sesuai dengan realitas. Tidak sedikit acara televisi yang dibuat dengan rekayasa yang nampaknya seperti asli realita pada umumnya, namun tidak jauh berbeda dengan sinetron-sinetron yang kita saksikan. 

Jangan mau dibodohi oleh tayangan-tayangan televisi tetapi dengan cermat melihat dan menseleksi tayangan-tayangan yang sekiranya berguna bagi masa depan kita!

GBU

Referensi:
http://www.imageenvision.com/150/12552-box-television-clipart-by-djart.jpg

1 comment:

  1. Aku juga makin jarang nonton TV..dibilang sebagai media hiburan..banyakan bikin kesel..dibilang media sumber informasi..tapi informasi banyakan rekayasa...

    ReplyDelete